Jumat, 18 April 2014

PENERAPAN IFRS DI INDONESIA ( AKUNTANSI INTERNASIONAL : Tugas 2 )



2.A.     PEMBAHASAN
IFRS sekarang ini diterima secara luas oleh negara-negara di dunia. Adapun bentuk bentuk pengakuan dan dukungan tersebut adalah sebagai berikut :
1.         Standar-standar tersebut digunakan oleh banyak negara sebagai dasar menyusun standar-standar akuntansi mereka atau diadopsi sepenuhnya.
2.         Standar-standar tersebut diterima oleh banyak bursa efek dan para regulator yang mengizinkan baik perusahaan asing maupun domestik untuk menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan IFRS.
3.      Standar-standar tersebut diakui oleh masyarakat Eropa (European Community, EC) dan badan-badan supranasional lain. Pada tahun 1995, EC mengesahkan IFRS.
Diperkirakan sampai dengan tahun 2012 sekitar 150 negara akan mengadopsi IFRS. Alasan perlunya Standar Akuntansi International antara lain: Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional, Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan, Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.
Lalu perlukah Indonesia mengadopsi IAS/IFRS? Tentunya sangat perlu, karena dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan manfaat dari meningkatnya kredibilitas pasar modal Indonesia di mata investor global, meluasnya pasar investasi lintas batas negara dan meningkatkan efisiensi alokasi modal. Indonesia memutuskan berkiblat ke IFRS, Konvergensi akuntansi Indonesia ke IFRS perlu didukung agar Indonesia mendapatkan pengakuan maksimal. Jurang pemisah terdalam PSAK dengan IFRS telah teratasi yaitu dengan diperbolehkannya penggunaan nilai wajar (fair value) dalam PSAK. Konvergensi IFRS ke dalam PSAK akan berdampak besar bagi dunia usaha, terutama dari sisi pengambilan kebijakan perusahaan yang didasarkan kepada data-data akuntansi. Suatu perusahaan akan memiliki daya saing yang lebih besar ketika mengadopsi IFRS dalam laporan keuangannya. Selain itu, dengan mengimplementasikan IFRS, perusahaan akan menikmati biaya modal yang lebih rendah. Juga konsolidasi yang lebih mudah & sistem teknologi informasi yang terpadu. Tujuan di adopsinya IFRS adalah :
1.         Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK)
2.         Mengurangi biaya SAK
3.         Meningkatkan kredibilitas & kegunaan lap. Keuangan
4.         Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan
5.         Meningkatkan transparansi keuangan
6.         Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal
7.         Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan

2.B.     RUANG LINGKUP
Sebagai salah satu bentuk peningkatan sistem di bidang Keuangan dan Akuntansi, Jasa Marga mengimplementasikan Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) dengan berbasis pada International Finance Reporting Standard (IFRS) untuk penyusunan Laporan Keuangan. Sejak tahun 2009 dan 2010, Jasa Marga telah menerapkan beberapa PSAK-PSAK tertentu yang mengacu kepada IFRS, yakni PSAK nomor 54 dan 55 mengenai instrument keuangan. Format Laporan Keuangan Jasa Marga ini terdiri dari Neraca, Laporan L/R, Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas.
Dengan penyusunan Laporan Keuangan dengan standard IFRS, maka penyusunan Laporan Keuangan Jasa Marga sudah berstandard internasional, sama seperti perusahaan-perusahaan lain di dunia. Sehingga, Laporan Keuangan Jasa Marga dapat dengan mudah dipahami oleh para pengguna laporan keuangan bahkan dapat dibandingkan dengan laporan keuangan dari negara lain yang sudah menerapkan IFRS. Untuk menerapkan standard ini, Jasa Marga juga dibantu oleh konsultan yang memiliki kompetensi di bidang ini, yakni Konsultan Keuangan Amir Abadi Jusuf (AAJ). Dengan mengadopsi IFRS yang juga merupakan standar laporan keuangan global/internasional, laporan keuangan Jasa Marga akan dimengerti oleh pasar global. Hal ini akan berdampak positif terhadap daya saing perusahaan secara global. Perusahaan yang sudah mengadopsi IFRS dalam laporan keuangannya biasanya akan memiliki daya saing yang lebih besar.

2.C.     KESIMPULAN
Penerapan IFRS di Indonesia ternyata sudah banyak dilakukan. Salah satunya adalah perusahaan Jasa Marga. Penerapan PSAK 54 dan 55 yang mengacu pada IFRS dalam Laporan Keuangan Jasa Marga terdiri dari Neraca, Laporan L/R, Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas.
Demikian review Penerapan IFRS Di Indonesia saya buat pada tanggal 18/4/2014. Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca. Sumber penulisan review ini sebagai berikut :

Nama : Adinda Willia Mayangsari
Npm : 20210169
Kelas : 4 EB 17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar