2.A. PEMBAHASAN
IFRS
sekarang ini diterima secara luas oleh negara-negara di dunia. Adapun bentuk bentuk
pengakuan dan dukungan tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Standar-standar tersebut digunakan oleh banyak negara
sebagai dasar menyusun standar-standar akuntansi mereka atau diadopsi
sepenuhnya.
2.
Standar-standar tersebut diterima oleh banyak bursa
efek dan para regulator yang mengizinkan baik perusahaan asing maupun domestik
untuk menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan IFRS.
3.
Standar-standar tersebut diakui oleh masyarakat Eropa
(European Community, EC) dan badan-badan supranasional lain. Pada tahun 1995,
EC mengesahkan IFRS.
Diperkirakan
sampai dengan tahun 2012 sekitar 150 negara akan mengadopsi IFRS. Alasan
perlunya Standar Akuntansi International antara lain: Peningkatan daya banding laporan
keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal
internasional, Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan
mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan, Mengurangi biaya
pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis
keuangan bagi para analis.
Lalu
perlukah Indonesia mengadopsi IAS/IFRS? Tentunya sangat perlu, karena dengan
mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan manfaat dari meningkatnya
kredibilitas pasar modal Indonesia di mata investor global, meluasnya pasar investasi
lintas batas negara dan meningkatkan efisiensi alokasi modal. Indonesia memutuskan berkiblat ke IFRS,
Konvergensi akuntansi Indonesia ke IFRS perlu didukung agar Indonesia
mendapatkan pengakuan maksimal. Jurang pemisah terdalam PSAK dengan IFRS telah
teratasi yaitu dengan diperbolehkannya penggunaan nilai wajar (fair value) dalam
PSAK. Konvergensi IFRS ke dalam PSAK akan berdampak besar bagi dunia usaha,
terutama dari sisi pengambilan kebijakan perusahaan yang didasarkan kepada
data-data akuntansi. Suatu perusahaan akan memiliki daya saing yang lebih besar
ketika mengadopsi IFRS dalam laporan keuangannya. Selain itu, dengan
mengimplementasikan IFRS, perusahaan akan menikmati biaya modal yang lebih
rendah. Juga konsolidasi yang lebih mudah & sistem teknologi informasi
yang terpadu. Tujuan di adopsinya IFRS adalah :
1.
Meningkatkan kualitas standar akuntansi
keuangan (SAK)
2.
Mengurangi biaya SAK
3.
Meningkatkan kredibilitas & kegunaan
lap. Keuangan
4.
Meningkatkan komparabilitas pelaporan
keuangan
5.
Meningkatkan transparansi keuangan
6.
Menurunkan biaya modal dengan membuka
peluang penghimpunan dana melalui pasar modal
7.
Meningkatkan efisiensi penyusunan
laporan keuangan
2.B. RUANG LINGKUP
Sebagai
salah satu bentuk peningkatan sistem di bidang Keuangan dan Akuntansi, Jasa
Marga mengimplementasikan Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) dengan
berbasis pada International Finance Reporting Standard (IFRS) untuk penyusunan Laporan
Keuangan. Sejak tahun 2009 dan 2010, Jasa Marga telah menerapkan beberapa
PSAK-PSAK tertentu yang mengacu kepada IFRS, yakni PSAK nomor 54 dan 55
mengenai instrument keuangan. Format
Laporan Keuangan Jasa Marga ini terdiri dari Neraca, Laporan L/R, Laporan
Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas.
Dengan
penyusunan Laporan Keuangan dengan standard IFRS, maka penyusunan Laporan
Keuangan Jasa Marga sudah berstandard internasional, sama seperti
perusahaan-perusahaan lain di dunia. Sehingga, Laporan Keuangan Jasa Marga
dapat dengan mudah dipahami oleh para pengguna laporan keuangan bahkan dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan dari negara lain yang sudah menerapkan
IFRS. Untuk menerapkan standard ini, Jasa Marga juga dibantu oleh konsultan
yang memiliki kompetensi di bidang ini, yakni Konsultan Keuangan Amir Abadi
Jusuf (AAJ). Dengan mengadopsi IFRS yang juga merupakan standar laporan
keuangan global/internasional, laporan keuangan Jasa Marga akan dimengerti oleh
pasar global. Hal ini akan berdampak positif terhadap daya saing perusahaan
secara global. Perusahaan yang sudah mengadopsi IFRS dalam laporan keuangannya
biasanya akan memiliki daya saing yang lebih besar.
2.C. KESIMPULAN
Penerapan IFRS
di Indonesia ternyata sudah banyak dilakukan. Salah satunya adalah perusahaan
Jasa Marga. Penerapan PSAK 54 dan 55 yang mengacu pada IFRS dalam Laporan
Keuangan Jasa Marga terdiri dari Neraca, Laporan L/R, Laporan Perubahan Ekuitas
dan Laporan Arus Kas.
Demikian
review Penerapan IFRS Di Indonesia saya buat pada tanggal 18/4/2014. Semoga dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Sumber penulisan review ini sebagai berikut :
Nama : Adinda Willia Mayangsari
Npm : 20210169
Kelas : 4 EB 17