Jumat, 29 April 2011

Bali Targetkan Pendapatan Per Kapita Rp 24,6 Juta

Pendapatan perkapita masyarakat Bali diharapkan bisa mencapai Rp24,6 juta pada tahun 2013 atau meningkat sebesar Rp10 juta dalam kurun waktu lima tahun, periode 2008-2013. 

"Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita Bali tahun 2008 sebesar Rp14,2 juta, diharapkan semakin baik hingga mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam 2013," kata Kabag Publikasi dan Dokumentasi pada Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Kamis (5/8). 

Ia mengatakan, khusus untuk petani pendapatannya baru sebesar Rp7,08 juta pada tahun 2008 diharapkan bisa meningkat dua kali lipat menjadi Rp14,1 juta pada tahun 2013. 

Oleh sebab itu Gubernur Bali Made Mangku Pastika bersama Wagub AAN Puspayoga dan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) melakukan program terobosan dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. 

Khusus dalam meningkatkan pendapatan petani melakukan revitalisasi sektor pertanian dengan mensinergikan pengembangan sektor pariwisata, dengan harapan satu sama lainnya saling mendukung, yang mampu meningkatkan penghasilan petani. 

Kebutuhan hotel dalam memenuhi konsumsi wisatawan selama menikmati liburan di daerah ini diharapkan bisa dipenuhi dari hasil produksi petani setempat. 

Selain itu mengintensifkan pembangunan sektor pertanian dengan memberikan subsidi pupuk, bantuan berbagai jenis bibit unggul, dengan sasaran meningkatkan mutu hasil pertanian. 

Selain itu mengembangkan teknologi berbasis sumber daya lokal dan menerapkan penggunaan pupuk organik serta menghindari penggunaan festisida dalam proses produksi pertanian. 

Ketut Teneng menambahkan, upaya tersebut juga disertai dengan menerapkan sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) hingga kini menjangkau 50 desa tersebar di delapan kabupaten dan satu kota di Bali. 

Pola pertanian terpadu itu setiap tahunnya akan ditambah minimal 30 unit dengan harapan mampu menjangkau 30 desa di Bali. 

"Perluasan dan pengembangan pola pertanian terpadu itu dilakukan, mengingat sektor pertanian menjadi tumpuan harapan hidup sebagian besar masyarakat Bali. Pengembangan Simantri tetap akan dilakukan di masa-masa mendatang, mengingat masih banyak petani yang mendambakan sentuhan proyek tersebut," ujar Ketut Tenang.